Speaker
yang kita lihat saat ini merupakan buah dari inovasi yang dilakukan
oleh penemu-penemu terdahulu. Perangkat elektronik ini banyak
digandrungi oleh orang-orang karena banyak manfaat yang ada padanya.
Speaker menjadi pelengkap perangkat elektronik seperti smartphone,
televisi, PC, laptop, dan perangkat lain yang mendukung keluaran berupa
audio. Lalu taukah kita bagaimana sejarah perjalanan speaker hingga saat ini?
Dikutip
dari halaman Audio Engineering Society, yang mana mencatat, Ernst W
Siemens, merupakan pelopor sistem audio yang berasal dari gulungan kawat
dengan medan magnet yang didukung oleh gerakan secara aksial. Siemens
kemudian mengajukan paten atas teknologi tersebut. Kemudian pada tahun
1874, dilakukan hak paten untuk yang pertama kalinya terhadap speaker
tanduk berbentuk terompet, yang mana banyak digunakan pada fonograp di
era akustik ketika itu.
Sementara
speaker yang beredar saat ini, kebanyakan memiliki diaphgram, yakni
sebuah benda berbentuk kerucut yang memiliki magnet serta membran
suspensi fleksibel di bagian atasnya. Suspensi bergerak seiring dengan
kerasnya volume suara yang dikeluarkan. Alat ini bergerak secara aksial
melalui system magnetis yang berbentuk lingkaran. Sistem
tersebut merupakan perbaikan yang dilakukan oleh Albert L. Thuras, yang
kemudian mulai diperkenalkan pada tahun 1930 untuk mendapatkan hak
cipta. Speaker garapannya itu, dahulu tidak memilki bentuk sesederhana
seperti sekarang ini. Dibandingkan dengan speaker modern, saat itu
speaker berukuran jauh lebih besar, sehingga lebih mirip seperti sebuah
lemari.
Barulah
pada tahun 1996, verity group di Inggris Raya mendirikan New
Transducers Ltd, yang dikenal sebgai NXT, dengan fungsi untuk membuat
speaker berukuran lebih kecil. Lalu pada tahun 1998, Benwin mulai
memasarkan speaker dengan panel DML datar yang sekarang ini kebanyakan
orang menggunakan teknologi ini.
Karena
semakin berkembangnya teknologi, speaker kini tidak hanya berfungsi
sebatas untuk mendengarkan musik. Dengan adanya kecerdasan buatan,
teknologi ini mampu menjadi asisten pribadi pada sebuah rumah, sehingga
dinamakan speaker pintar.
Kita
mungkin tidak asing lagi dengan istilah chat bot semacam Google
Assistant dan Amazon Alexa, dimana teknologi ini mampu melakukan
perintah melalui suara. Dua kecerdasan buatan tersebut kini hadir dalam
perangkat speaker pintar. Yaitu Google Assistant dari Google Home,
sedangkan Amazon Alexa ada di Amazon Echo.
Selain
dapat mengendalikan asisten digital, speaker pintar pada sebuah produk
yang diperkenalkan pada ajang CES 2017, memiliki fitur yang tak biasa. Speaker pintar bernama Onkyo VC-FLX1
memiliki kamera pengintai yang bisa digunakan untuk mengamankan rumah.
Selain fitur kamera, Onkyo juga memiliki fitur sensor suhu yang
berfungsi untuk memberi informasi mengenai suhu serta kelembapan.
Biasanya
ketiga fitur tersebut digunakan untuk perangkat keamanan rumah yang
dijual secara terpisah. Sehingga, selain bisa mendengarkan musik via
sambungan wifi, pengguna juga bisa mendapatkan keamanan dari speaker
tersebut.
Sumber : http://www.nurulfikri.ac.id/index.php/artikel/item/1439-perjalanan-speaker-sejak-berukuran-sebesar-lemari-hingga-menjadi-speaker-pintar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar